BUDIDAYA TANAMAN SIRSAK (Annona muricata.L)
A.
Pendahuluan
Sirsak (Annona
muricata.L) dengan nama lain nangka belanda (Jawa) atau durian belanda
(Malaysia) yang berasal dari daratan Amerika yang beriklim tropis, pertama kali
diintroduksi ke negara lain setelah Kolumbus menemukan benua Amerika, kemudian
oleh orang-orang Spanyol dibawanya ke Pilliphina dan selanjutnya menyebar ke
seluruh negara yang beriklim tropis.
Di Indonesia,
setidaknya ada dua jenis sirsak yang banyak dibudidayakan yaitu sirsak yang
rasanya manis ukuran buah sedang, berbiji sedikit dan sirsak yang rasanya asam
dengan kulit buah berwarna hijau tua dan berduri lunak.
Dari keseluruhan berat
buah sirsak sekitar 67% yang dapat dimakan, 20% kulit, 8.5% biji dan selebihnya
bagian poros tengah. Setiap 100 gram bagian buah yang dapat dimakan mengandung
0.07 mg vitamin B, 20 mg vitamin C, sedikit kalsium dan fosfor. Sifat yang
paling disenangi dari buah ini adalah aroma yang menggiurkan, warna daging buah
putih dan stabil walaupun dilakukan pengolahan.
Selain itu buah sirsak
dipercaya banyak orang mengandung zat yang dapat mengurangi kadar asam urat
bagi penderitanya. Selain kontribusinya sebagai sumber mineral dan vitamin yang
dapat dikonsumsi segar, buah sirsak juga dapat diolah menjadi pure untuk
campuran roti, es krim, selai, dodol bahkan buah yang mengkal (setengah tua)
dapat digoreng seperti pisang goreng.
Tanaman sirsak dapat tumbuh dengan baik sampai pada
ketinggian 1000 m dari permukaan laut dan mampu berproduksi mulai dari umur
kurang dari 1 tahun. Tanaman yang baik dapat menghasilkan buah antara 30 –40
buah per tahun pada umur sekitar 4 tahun dan produksi buah akan terus bertambah
sejalan dengan pertambahan usia sampai tanaman tidak produktif lagi.
Sebagai tanaman pekarangan yang pada
umumnya belum dibudidayakan secara baik, maka tanaman sirsak terbuka peluang
untuk dikembangkan mengingat peluang pasar cukup menjajikan.
Produktivitas tanaman sirsak di
Indonesia selalu meningkat, di mana pada tahun 1998 sebanyak 108.81
kuintal/hektar menjadi 128.52 kuintal/tahun pada tahun 2002 dengan pertumbuhan
rata-rata 11.60 %.
B. Perbanyakan Tanaman
Dalam rangka pengembangan sirsak, maka
langkah awal yang harus dilakukan adalah penyediaan benih sirsak bermutu dalam
jumlah cukup, waktu singkat dengan harga memadai. Produksi benih sirsak dapat
dilakukan dengan beberapa cara yaitu perbanyakan dengan biji, dengan sambung
pucuk dan dengan okulasi.
1. Perbanyakan melalui biji
Tanaman sirsak dapat diperbanyak dengan
biji dari buah yang terpilih dan cukup
tua akan menghasilkan
tanaman dengan cukup
banyak dalam waktu
yang singkat. Benih
yang berasal
dari biji dinilai baik
karena memiliki akar
tunjang sehingga cukup kuat, namun akan mengalami penyimpangan sifat
dari pohon induknya. Syarat pohon induk yang akan diambil buahnya antara lain
produktif, berasal dari varietas unggul, memiliki pertumbuhan yang sehat dan
minimal berumur lebih dari tiga tahun, bebas dari hama dan penyakit. Cara
penanganan penyemaian biji sirsak sebagai berikut :
Buah sirsak yang dipetik dari pohon
induk dipilih yang besar, sehat dan kualitas bagus dibelah kemudian diambil
bijinya. Kemudian biji dipisahkan dari daging buahnya dicuci bersih dengan air.
Biji yang sudah bersih kemudian dikering-anginkan,
- Penyemaian
biji dapat dilakukan dengan dua cara yaitu disemai dalam persemaian
kemudian dipindah ke polybag dan cara kedua langsung disemai kedalam
polybag.
- Untuk
tempat persemaian dapat digunakan kotak plastik yang diisi media campuran
tanah, pasir dan pupuk kandang (1:1:1). Biji sirsak disemai dengan jarak
rapat dengan kedalaman semai 1-1,5 cm, kemudian ditutup dengan media
semai. Kelembaban tanah
dijaga jangan sampai kering
atau tergenang.
- Setelah
benih berdaun 4-5 helai (berumur 5-6 minggu) benih segera dipindah tanam
kedalam polybag yang berisi media campuran tanah dan pupuk kandang (2:1).
Benih ditanam satu batang tiap polybag. Polybag yang sudah ditanami benih
sirsak disusun berjajar dan diberi naungan yang tidak terlalu rapat.
Perawatan benih meliputi penyiraman, pemupukan serta pengendalian hama dan
penyakit. Penyiraman dilakukan 2 hari sekali terutama bila tidak turun
hujan. Perkiraan dosis pemupupukan dilakukan setiap
15 hari berupa larutan pupuk
NPK sebanyak 10-20g/10 liter
air disiramkan 100 cc/polybag. Setelah berumur 3-4 bulan di
persemaian bibit dapat ditanam di lapang (kebun).
2.
Perbanyakan vegetatip
a. Persiapan batang bawah
Untuk perbanyakan cara
vegetatip diperlukan batang bawah dari biji yang berasal dari buah varietas
unggul pohon sirsak yang mempunyai keunggulan sifat-sifat tertentu seperti
tahan terhadap penyakit layu Fusarium. Perlakuan biji hingga siap untuk
perbanyakan vegetatip sama seperti yang dilakukan pada perbanyakan melalui
biji.
b.
Persiapan entris
Batang atas (entris) yang akan digunakan
untuk sambung pucuk harus berasal dari tunas pucuk yang sehat, normal dan
berdiameter sama atau sedikit lebih kecil dari pada diameter batang bawah.
Pengambilan entris di lakukan dengan cara memotong tunas pucuk sepanjang 5 cm
(3 ruas) dengan gunting pangkas yang tajam dan bersih. Pengambilan entris
dilakukan pada saat entris cukup kering (tidak basah), karena air yang ada pada
permukaan entris dapat memudahkan hadirnya patogen yang dapat mempengaruhi
keberhasilan penyambungan. Kriteria entris yang baik adalah sehat dan tidak
cacat (tidak terserang hama & penyakit), segar, mentik (mata tunas sedikit
menonjol), tidak dalam keadaan dorman dan dan mudah dikupas.
c. Perbanyakan melalui sambungan
Penyambungan benih
sirsak umumnya lebih mudah dan lebih berhasil dilakukan dengan teknik sambung
pucuk. Batang bawah yang telah mencapai kondisi siap sambung (umur 4 bulan,
berdaun 6-8 helai), pada ketinggian 30 cm di bagian tanaman arah ke pucuk
dipotong kemudian dibelah dengan pisau okulasi yang tajam dan bersih. Daun yang
tersisa pada batang bawah harus tetap dipertahankan, selanjutnya entris yang
telah disiapkan diambil dan dasar entris disayat kedua sisinya menipis ke arah
bawah, kemudian kedua luka sayatan tersebut (batang bawah dan entris)
dilekatkan dan dibalut dengan irisan plastik. Pada saat penyisipan harus
dipastikan kambium entris bersatu dan menempel dengan kambium batang bawah. Setelah
itu, dilakukan penyungkupan entris dengan kantong plastik transparan untuk
menjaga agar kelembaban tetap tinggi dan mengurangi penguapan dari entris.
Penyungkupan dengan kantong plastik ini harus dilakukan sampai pada bagian
sambungan/ikatan sambungan. Tanaman sambungan ini selanjutnya ditempatkan di
tempat yang ternaungi (dalam rumah benih) dan dipeliharan secara optimal dengan
melakukan penyiraman secukupnya dan penyiangan. Penempatan benih ini dilakukan
secara teratur dan berkelompok seperti benih dari biji. Sungkup plastik dilepas
apabila mata tunas pada entris telah pecah, sedangkan tali pengikat sambungan
tetap dibiarkan sampai bibit siap ditanam.
3. Perbanyakan melalui okulasi
Persiapan batang bawah
dan entris sama dengan perlakuan pada peranyakan sambung pucuk, bedanya
terletak pada pengambilan mata untuk okulasi. Kalau pada okulasi mata tunas
yang diambil hanya satu kemudian dilakukan penempelan. Pelaksanaan okulasi
diawali dengan menyayat bagian kulit batang bawah kemudian dilakukan penempelan
dengan entris, di mana ukuran sayatan dan entris diusahakan sesama mungkin.
Mata tempel (entris) yang telah dilekatkan pada batang bawah kemudian diikat
sebagaimana perlakuan pada sambung pucuk. Keuntungan sistem okulasi adalah
penghematan entris, sehingga tidak merusak postur dari pada pohon induk.
4. Pemeliharaan benih sambungan dan
okulasi
Pemeliharaan benih
tanaman sambungan dan okulasi meliputi penyiraman, penyiangan dan pemupukan
dengan pupuk NPK dosis 1-3 g/benih yang dilakukan 2 minggu sekali. Pengendalian
hama/penyakit sesuai dengan kebutuhan. Benih
sambung pucuk dan
okulasi ini siap tanam setelah berumur 3 bulan setelah sambung.
C.
Persiapan Lahan
Lahan sebagai tempat
tumbuh tanaman sirsak harus dapat mendukung persyaratan yang dibutuhkan tanaman
agar dapat tumbuh dan memberikan hasil yang maksimal. Sebelum memutuskan untuk
menanam sirsak harus dilakukan studi kelayakan untuk menentukan kecocokan lahan
yang akan ditanami dengan syarat tumbuh tanaman sirsak dan jenis sirsak yang
akan ditanam. Apabila lahan yang akan ditanami kurang sesuai maka untuk
memperoleh hasil yang optimal perlu input produksi yang tinggi.
Tahapan dalam penyiapan lahan
a.
Pengolahan tanah
Lahan yang akan
ditanami terlebih dahulu diolah dengan pengemburan. Apabila lahan datar
ditraktor 2 kali, kemudian dibersihkan dari rumput dan sisa-sisa tanaman.
Apabila lahan miring dan sudah berteras maka tinggal digemburkan dan
dibersihkan.
b.
Pembuatan lubang tanam
Lubang tanam disiapkan
2-4 minggu sebelum tanam dengan ukuran 50x50x50 cm dan setiap lubang diberi
pupuk kandang/kompos yang telah masak sebanyak 10-15 kg kemudian dicampur
dengan tanah.
c.
Penanaman
Benih yang telah cukup
umur ditanam dalam lubang. Benih yang telah siap tanam, umur 2-3 bulan ditanam
dengan jarak 4x4 m, 4x5 m, atau 5x5 m, tergantung dari kondisi dan kemiringan
lahannya. Penanaman sebaiknya dilakukan diawal musim hujan. Polybag disobek,
benih sirsak berikut media semai ditanam di tengah-tengah lubang tanam, tanah
dekat pangkal batang dipadatkan kemudian disiram hingga cukup basah.
D.
Pemeliharaan Tanaman
Kegiatan
ini meliputi penyulaman, pengairan, pemupukan, pemangkasan, sanitasi
kebun dan pengendalian hama/penyakit.
1. Penyulaman
Bertujuan untuk
mencukupkan tanaman persatuan luas yang mati beberapa saat setelah tanam, atau
pertumbuhannya kurang sempurna, dilakukan hanya sampai 6 minggu setelah tanam.
2. Pengairan
Penyiraman dilakukan
minimal 2 hari sekali bila tidak ada hujan, sampai keadaan tanah di sekitar
tanaman menjadi lembab.
3. Pemupukan
Perkiraan dosis dan
waktu aplikasi didasari pengalaman petani dan perkiraan pada tanaman buah lain
adalah sebagai berikut : pemberian pupuk pertama berupa NPK dengan dosis 1000 g
dengan cara dicampurkan pada media tanam. Kemudian pada umur 4 dan 8 bulan
etelah tanam dengan dosis yang sama dan diberikan dengan cara dibuat larikan
kecil sekeliling batang berjarak ± 30 cm, kemudian pupuk disebarkan secara
merata selanjutnya ditutup tanah dan disiram dengan air.
4. Pemangkasan
Tanaman sirsak biasanya
memiliki bentuk pohon yang baik, akan tetapi pada beberapa kasus diperlukan
usaha sedini mungkin untuk membatasi pohon hanya sebatas batang tunggal, yaitu
dengan cara memotong cabang-cabang yang akan menyainginya. Tunas air,
cabang-cabang yang tidak beraturan harus dibuang. Kurang baiknya penyerbukan
tanaman sirsak merupakan faktor pembatas dalam berbuahnya.
5. Sanitasi kebun
Lahan pertanaman sirsak
diupayakan selalu bersih terutama bidang olah, pada saat pelaksanaan
kegiatan ini sebaiknya diikuiti dengan penggemburan tanahnya.
E.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Produksi buah sirsak di
Indonesia pada umumnya masih rendah. Hal ini antara lain disebabkan petani
hanya mengusahakan secara terbatas dengan kultur teknis yang kurang tepat.
Di samping itu serangan
hama dan penyakit adalah merupakan penyebablain yang mererugikan secara ekonomi
yaitu kehilangan hasil dan menurunnya kualitas buah.
1. Hama
penting tanaman sirsak
Kutu sisik sangat merugikan dan sering
menyerang tanaman buah-buahan termasuk sirsak, biasanya kutu ini melekat pada
bagian tanaman yang masih muda seperti tunas, ranting, daun muda, bunga dan
buah (Gambar 5). Hama ini terutama yang betina mengisap cairan tanaman, dalam
kondisi serangan berat mengakibatkan pertumbuhan tanamannya terhenti. Kutu
mengeluarkan embun madu dan diikuti berkembangnya cendawan jelaga, tuimbuh pada
bagian tanaman yang ada embun madunya sehingga warnanya menjadi hitam. Karena
embun madu rasanya manis maka juga menarik serangga lain seperti semut, lebah
dan lalat. Kutu betina dari kelompok Ceroplastes rubens, meletakkan
telurnya pada bagian bawah badannya dan akan menetas 2 – hari kemudian, nimfa
muda akan pindah dari perut induknya menuju
ke ranting-ranting muda
terutama pada bagian
tulang daun.
Cara
pengendalian lain dapat dilakukan sebagai berikut :
- Pengendalian
dengan memanfaatkan musuh alami yaitu cendawan parasit Cephalosporium
lecanii.
- Memberantas
semut ngangrang yang ada pada tanaman, karena semut tersebut memelihara
kutu tersebut, di mana kutu tersebut mengeluarkan kotorannya yang manis
untuk dimakan.
- Penggunaan
attraktan (Metil eugenol) dengan 3 cara yaitu memonitor populasi hama,
menarik serangga tersebut untuk dibunuh dan mengacaukan tingkah laku
serangga hama. sehingga dengan attraktan itu populasi hama dapat berkurang. Tanaman yang
dapatmenghasilkan bahan aktif metil eugenol yaitu selasih dan
cengkeh. Bahan yang digunakan adalah botol aqua yang sekelilingnya telah
dilobangi dan pada bagian dalam digantungi
kapas yang telah
dicelup dengan attraktan, maksud dari
pembuatan lobang tersebut
untuk jalan masuknya
serangga.
- Pengendalian
secara kimiawi dengan menggunakan insektisida yang berbahan aktif alfa
sipermetrin 50g/ltr, betasilflutrim 25 g/l profenofos 500g/l dan
deltametrim 25 g/l.
2.
Penyakit penting tanaman sirsak
Selama masa pertumbuhan
agar tetap dijaga kesehatan tanamannya, hama dan penyakit yang ada lebih banyak
menyerang pada buah. Antraknose (Colletotrichum glocosporioides)
merupakan penyakit utama pada sirsak terutama pada daerah yang lembab.
Produksi buah dapat menurut karena bunga dan buahnya terserang penyakit ini,
buah yang terserang akan busuk ataupun keriput. Penyakit busuk batang oleh Corticium
sp juga menyerang tanaman. Sanitasi lingkungan menjadi hal penting untuk pengendaliannya.
Selain itu penyemprotan fungisida Antracol ataupun Dithane M 45 dengan dosis 2
% dapat dilakukan untuk pengendalian penyakit tersebut.
F.
Panen dan Pasca Panen
Panen buah sirsak
sebaiknya dilakukan apabila sudah tua benar (matang fisiologis). Buah dianggap
tua bila duri-durinya sudah saling berjauhan dan warna kulit buah yang semula
hijau berkilat berubah menjadi hijau kekuning-kuningan. Sebuah penelitian
menunjukan bahwa buah yang dipanen pada umur 12 minggu setelah persarian
kerapatan durinya mencapai 2/cm2, kadar PTT 14 oBrix
dengan mutu baik. Buah yang dipetik sebelum waktunya menyebabkan mutu rendah
dan apabila terlambat akan dimakan kelelawar selanjutnya jatuh ke tanah.
Tanaman buah termasuk sirsak dapat berumur lebih dari 1 musim dan dapat
bertahan lebih dari 20 tahun. Pada umumnya buah sirsak mudah rusak, untuk itu
diperlukan pengelolaan panen yang baik. Potensi produksi buah sirsak apabila
tanaman dikelola dengan baik berkisar antara 30 - 40 butir/tanaman/ tahun
sehingga produksi per hektar dengan populasi sekitar 200 tanaman dapat mencapai
sekitar 7 ton/tahun.
Buah sirsak yang
dimanfaatkan sebagai buah segar, ada beberapa penanganan pokok sebagai berikut
:
1. Pengumpulan
buah dari kebun ketempat pengumpulan hasil, dilakukan secara hati-hati
menggunakan keranjang yang bersih .
- Sortasi, yaitu memisahkan buah yang
baik dan buah yang cacat (memar atau busuk).
- Pengklasifikasian (gradding)
buah berdasarkan stándar mutu, misalnya menurut ukuran dan warna buah.
- Pengemasan buah dalam wadah dengan
kapasitas sesuai permintaan pasar. Kemasan dapat berupa keranjang bambu,
kotak kayu, kardus dan karton bergelombang.
- Penyimpanan dalam ruangan bersuhu
dingin. Sebaiknya penyimpanan dilakukan pada kondisi ruang dingin 15 C
karena dapat memperlambat pematangan 3
– 6 hari dibandingkan suhu
kamar.
- Pengangkutan ke tempat pemasaran
dengan menggunakan berbagai alat angkut yang sebaiknya dilengkapi dengan
ruangan bersuhu dingin.
Komentar
Posting Komentar