BUDIDAYA KEJI BELING (Strobilanthes crispus Bl) DENGAN CARA HIDROPONIK
1. Identifikasi Tumbuhan
1.1.
Asal Usul
Tumbuhan Keji Beling
Keji Beling (Strobilanthes
crispus Bl) adalah suatu jenis tumbuhan yang berbatang basah dan sepintas
menyerupai rumput berbatang tegak mirip seperti semak-semak. Keji beling atau
orang jawa menyebutnya dengan nama “sambang geteh”, sementara di tanah pasundan
dikenal dengan sebutan “remek daging”, “reundeu beureum”, dan orang ternate
menyebutnya dengan nama “lire”. Keji beling sering juga disebut dengan istilah
kaca beling, ngikilo, keci beling, enyah kilo, picah beling. Tanaman ini tumbuh
liar dan sangat mudah dijumpai di seluruh wilayah Indonesia khususnya di daerah
tepi sungai dan tanah kosong. Meski mampu tumbuh subur dan banyak dijumpai di
Indonesia, namun tumbuhan ini bukan asli dari Indonesia, melainkan dari
Madagaskar. Tanaman ini ditemukan oleh Thomas Anderson (1832-1870).
Tanaman keji beling (Strobilanthes crispus) adalah tanaman
terna yang biasa ditanam masyarakat sebagai tanaman pagar. Tanaman ini juga
sebagai tanaman herbal liar hidup menahun yang banyak manfaatnya bagi kesehatan
dalam penyembuhan beberapa penyakit.
1.2.
Klasifikasi
Tumbuhan Keji Beling
Kingdom : Plantae
(Tumbuhan)
Sub Kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi :
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo :
Scrophulariales
Famili : Acanthaceae
Genus : Strobilanthes
Spesies : Strobilanthes
crispus Bl
1.3.
Morfologi
Tumbuhan Keji Beling
Tumbuhan Strobilanthes crispus adalah jenis tanaman berbatang basah dan
sepintas menyerupai rumput berbatang tegak,memiliki batang beruas, bentuk
batangnya bulat dengan diameter antara 0,12 - 0,7 cm, berbulu kasar,
percabangan monopodial sehingga bisa dipisahkan dari tanaman induk. Kulit
batang berwarna ungu dengan bintik-bintik hijau pada waktu muda dan berubah
jadi coklat setelah tua.
Tergolong jenis daun tunggal,
berhadapan, bentuk daunnya bulat telur sampai lonjong, permukaan daunnya
memiliki bulu halus, tepi daunnya beringgit, ujung daun meruncing, pangkal daun
runcing, panjang helaian daun berkisar ± 5 - 8 cm, lebar ± 2 - 5 cm, bertangkai
pendek, tulang daun menyirip, dan warna permukaan daun bagian atas hijau tua
sedangkan bagian bawah hijau muda.
Bunganya tergolong bunga majemuk,
bentuk bulir padat, mahkota bunga bentuk corong, terbagi lima, berambut dan
warna bunga putih kuning atau ungu. Benang sarinya berjumlah empat, berwarna
putih dan kuning.
Keji beling memiliki buah berbentuk
bulat, berwarna hijau ketika masih muda dan berwarna hitam setelah tua atau
matang, berisi 2-4 biji. Untuk bijinya berbentuk bulat, pipih, ukurannya kecil
dan berwarna coklat.
Sistem perakarannya tunggang, bentuk
akar seperti tombak, dan berwarna coklat muda.
1.4.
Bagian Keji
Beling yang Bermanfaaat
Bagian keji beling yang bermanfaat
adalah bagian daunnya. Di dalam daun memiliki banyak kandungan yang berkhasiat
dalam menyembuhkan berbagai penyakit seperti meluruhkan batu ginjal, batu
empedu, obat disentri, diare, gatal terkena ulat atau semut, dan lain-lain.
Cara menggunakannya dengan di rebus ataupun di makan sebagai lalapan.
1.5.
Kandungan
Tumbuhan Keji Beling
Herbal Keji Beling memiliki
kandungan mineral sangat tinggi. Kalium 1%, Kalsium 24%, Natrium 24%, Ferum 1%,
Fosfor 1%. Daunnya mengandung Vitamin C, B1, dan B2 yang tinggi. Dari berbagai
penelitian diketahui tumbuhan Keji Beling mengandung zat-zat kimia seperti,
Kalium, Kalsium, Natrium dan Asam silikat. Kalium berfungsi melancarkan kencing
dan penghancur batu dalam empedu, ginjal dan kandung kemih. Natrium berfungsi
meningkatkan cairan ekstra seluler untuk meningkatkan volume darah. Kalsium
berfungsi membantu proses pembekuan darah dan juga sebagai katalisator berbagai
proses biologi dalam tubuh serta mempertahankan fungsi membrane sel. Sedangkan
Asam Silikat berfungsi mengikat air, minyak, dan senyawa-senyawa nonpolar
lainnya.
1.6.
Manfaat dan
Khasiat Keji Beling
Dari berbagai penelitian diketahui
tanaman keji beling mengandung zat-zat kimia antara lain : kalium, natrium,
kalsium, asam silikat, alkaloida, saponin, flavonoida, dan polilenoi. Kalium
pekat yang terkandung dalam daun keji
beling bisa meluruhkan batu ginjal dan batu empedu. Unsur-unsur lainya yang
terkandung dalam keji beling dapat memperlancar sekresi gula dalam darah,
menghancurkangumpaalankolesteroldalamdarah, membantu proses pembuangan tinja
yang keras sehingga bisa berfungsi sebagai pencahar. Disamping itu kandungan
anti racun yang terdapat dalam daun keji beling dapat menyembuhkan sakit akibat
gigitan ular berbisa.
Daun keji beling juga dapat
digunakan sebagai obat disentri dan diare. Daun tumbuhan ini selain direbus
untuk diminum airnya juga dapat dimakan sebagai lalapan setiap hari secara
teratur. Daun keji beling jjuga kerap digunakan untuk mengatasi tubuh yang
gatal terkena ulat atau semut hitam. Caranya dengan mengoleskan langsung daun
keji beling ke bagian tubuh yang gatal. Selain itu, daun ini juga dapat
mengatasi tumor, diabetes melitus, liver, dan maag dengan cara dimakan sebagai
lalapan secara teratur setiap hari.
1.7.
Dosis dalam
Resep Modern dan Tradisional
Dosis modern untuk keji beling belum
memiliki dosis yang disepakati. Tetapi menurut penelitian yang telah ada
sebelumnya, keji beling tidak boleh dikonsumsi melebihi 2 gram serbuk sekali
minum. Oleh sebab itu, penderita sebaiknya membatasi konsumsi kejibeling untuk
terhindar dari adanya efek samping.
Pembuatan ramuan kejibeling dapat
dilakukan dengan resep tradisional, seperti diolah menjadi ramuan, teh dan lain
sebagainya. Pembuatan ramuan kejibeling untuk pengobatan batu ginjal
diantaranya:
· Ramuan pertama:
-
Sediakan 30 lembar daun keji beling.
-
Rebus ke dalam 2 gelas air.
-
Minum airnya sekaligus setelah
dingin.
·
Ramuan kedua:
-
Sediakan 50 gram daun keji beling, 7
batang meniran dan 7 lembar daun ungu.
-
Setelah semua bahan dicuci, rebus ke
dalam 4 gelas air hingga airnya tersisa setengahnya.
-
Setelah dingin, minum sebanyak 3
kali dalam sehari.
·
Ramuan ketiga
- Sediakan daun kejibeling, daun
sarap, daun pecut kuda, daun kumis kucing masing-masing 7 lembar
- Direbus dengan 5 gelas air bersih
sampai tersisa 3 gelas, setelah dingin disaring.
- Minum dua kali sehari, ¾ gelas tiap
kali minum
·
Ramuan keempat
Campuran
dari 50 gram daun keji beling segar, 6 buah tongkol jagung, 50 gram rambut
jagung, dan 30 gram kumis kucing. Ramuan tersebut dicuci bersih, kemudian
direbus dengan 800 cc air hingga air yang tersisa 450 cc, kemudian larutan
disaring. Ramuan ini diminum 3 kali sehari dan setiap kali hanya 150 cc.
(Mursito,2001)
·
Batu ginjal
Daun keji
Beling 50 gram, meniran segar 7 batang, daun ungu 7 lembar. Dicuci dulu direbus
dengan 4 gelas air sampai menjadi 2 gelas dinginkan, saring, minum 3 kali 2/3
gelas per hari. atau Daun keji beling 5 lembar, daun tempuyung segar 5 lembar
tongkol jagung 6 buah, dicuci lalu direbus dengan 5 gelas air bersih sampai
tersisa 2 ¼ gelas. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum, habis
dalam sehari. Lakukan setiap hari sampai rasa sakit menghilang.
2.
Budidaya Hidroponik
Hidroponik
mempunyai banyak kelebihan berbanding dengan bertani secara konvensional.
Beberapa kelebihan sistem hidroponik dibanding dengan media tanah adalah
kebersihan lebih mudah terjaga, tidak memerlukan pengelolaan tanah, penggunaan
pupuk dan air lebih efisien, tidak tergantung musim, tingkat produktivitas dan
kualitas cukup tinggi dan seragam, tanaman dapat dikontrol dengan baik, dapat
diusahakan di tempat yang tidak terlalu luas ataupun dipergunakan sebagai
bisnis dengan luasan yang cukup, dapat mengurangi jumlah tenaga kerja,
kenyamanan kerja dapat ditingkatkan secara ergonomis, dan diferensiasi produk
dapat dilakukan (suejusoh, 2006).
Untuk memenuhi kebutuhan akan
nutrisi pada tanaman yang di tanam pada media hidroponik dapat dilakukan dengan
system pengaliran air yang melarutkan berbagai nutrisi tanaman yang diperlukan
untuk pertumbuhannya. Pengairan nutrisi pada tanaman dengan sistim hidroponik
dikenal dua sistem pengairan, yaitu sistem genangan air dan sistem pengaliran
air. .Sistem pengaliran air adalah dengan cara mengalirkan air kepada wadah
dengan ukuran aliran yang diatur sehingga zat hara atau pupuk yang ada di dalam
air terserap semua dengan konsentrasi yang hampir merata dan tidak ada pengendapan
pada media. Ada dua jenis pengaliran air yang biasa dilakukan untuk
hidroponik, yaitu Pengaliran Tetes atau Drip irigation dan NFT atau Nutrien
film technical.
Gambar 1 Hidroponik Flood and Drain
Hidroponik
dengan mempergunakan air sebagai media, yaitu air yang sudah mengandung larutan
nutrien atau pupuk dialirkan selama 24 jam atau dengan menentukan jangka waktu
tertentu. Akar tanaman terendam sebahagian dalam air tersebut sedalam lebih
kurang 3 mm (mirip film), sistem ini disebut dengan NFT ( Nutrien Film
Technical). Dengan teknik ini reaksi tanaman terhadap perubahan formula pupuk
dapat segera terlihat. Air yang mengandung pupuk dialirkan dengan bantuan pompa
listrik, jadi listrik harus tersuplai selama 24 jam (Siti, 2008).
Gambar
2.Bentuk Media Hidroponik
Banyak
alasan mengapa budidaya tanaman secara hidroponik ini dilakukan, selain sebagai
hobi tersendiri, juga dapat mencegah timbulnya berbagai macam hama yang
seringkali merusak tanaman dan menjadi layu. Makanan atau nutrisi yang
diperlukan dilarutkan dalam air, sehingga dapat diperhitungkan dan diatur
konsentrasi pupuk yang digunakan dengan cermat sebanyak yang yang diperlukan
saja (Hirawan, 2003).
Dalam
sistem hidroponik tanah tidak digunakan sebagai media tumbuh, tetapi diganti
dengan media lain seperti arang sekam, pasir, air, bebatuan, cocopeat atau
material lainnya selain tanah. Media tanam tersebut tidak mengandung unsur hara
yang cukup oleh sebab itu kita harus memberikannya kepada tanaman melalui pupuk
(dalam hidroponik istilah pupuk disebut juga nutrisi). Dalam sistem pertanian
apapun kita harus memberikan 16 unsur hara yang dibutuhkan tanaman ( N, P, K,
S, Mg, Ca, Fe, Zn, Mn, Cu, Mo B, Si, C, H, O ).
2.1.
Tata Cara Penanaman Hidroponik
1. Pembibitan
Pilihlah bibit yang berkualitas, supaya mutu
buah atau sayur yang dihasilkan cukup optimal.
2. Proses
penaman
Penyemaian sistem hidroponik
bisa menggunakan bak dari
kayu atau plastik.
3. Persiapan media tanam
Syarat media tanam untuk
hidroponik adalah mampu menyerap dan menghantarkan
air, tidak mudah busuk,
tidak mempengaruhi pH, steril, dan lain –lain. Media
tanam yang bias digunakan
dapat berupa gambut, sabut kelapa,
sekam bakar, rockwool (serabut bebatuan).
Kemudian isi kantung plastik, polybag, pot
plastik, atau bantalan plastic dengan media tanam yang sudah disiapkan.
4. Pembuatan Green House
Bercocok tanam secara
hidroponik mutlak membutuhkan green house.
Green house bias dibuat darirangka besi, rangka bamboo, atau rangka kayu. Green
house ini bias digunakan untuk me nyimpan tanaman pada
saat tahap persemaian ataupun pada saat sudahdipin dah kemedia
tanamyang lebih besar.
5. Pupuk
Media tanam pada system hidroponik hanya berfungsi sebagai pegangan
akar dan perantara larutan nutrisi, untuk
mencukupi kebutuhan unsur hara makro dan
mikro perlu pemupukan dalam bentuk
larutan yang
disiramkan ke media tanam.
Kebutuhan pupuk pada system hidroponik
sama dengan kebutuhan pupuk pada penanaman sistem konvensional.
6. Perawatan
Perawatan pada sistem
hidroponik pada dasarnya tidakberbeda jauh denganperawatan pada penanaman systemkonvensional seperti pemangkasan, pembersihan gulma ,penyemprotan
pupuk dan daun serta lain – lain.
2.2.
Cara Panen Teknik Hipotonik
Agar hasil
panen tanaman obat dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menyembuhkan
berbagai penyakit, maka harus diperhatikan waktu panen yang sesuai. Pemanenan
sebaiknya dilakukan sebelum pukul 10 pagi atau menjelang magrib guna
menghindari penguapan zat-zat metabolit tanaman yang berguna untuk pengobatan. Cara
panen sangat menentukan kualitas bahan (simplisia) yang dihasilkan. Contoh pada
tanaman sirsak, sambiloto, kumis kucing, sembung, jati belanda, tempuyung, dan
nimba, bagian yang dipanen adalah daun yang segar dan berwarna cerah dan
terletak pada pertengahan batang. Pada tanaman rosella, tapak dara, soka,
teratai, mawar, dan melati, bagian yang dipanen adalah bunga mekar sempurna,
segar, dan warna belum berubah. Pada tanaman kunyit, kencur, jahe, temu mangga,
temu ireng, lengkuas, bagian yang dipanen adalah rimpang yang sudah tua
ditandai dengan bagian atas tanaman sudah mengering. Pada tanaman mahkota dewa,
delima, dan lengkeng, bagian tanaman yang dipanen adalah kulit buah dari buah
yang segar, tidak berkeriput, dan tidak lembek ( Lestari,2008).
Pascapanen merupakan
kelanjutan dari proses panen pada tanaman obat. Tujuannya antara lain agar
hasil panen berkualitas baik, tidak mudah rusak, serta lebih mudah disimpan
untuk dilakukan proses selanjutnya. Proses pascapanen meliputi : 1. penyortiran
bahan tanaman obat dari kotoran-kotoran, 2. pencucian, harus dilakukan
sesingkat mungkin supaya zat yang berguna untuk obat tidak tercuci, 3.
perajangan untuk bahan tanaman obat yang dipanen rimpangnya, 4. pengeringan,
bila bahan berasal dari daun dan bunga, maka dilayukan di bawah.
Cara panen
tanaman hidroponiok disesuaikan dengan jenis tanaman tersebut. Mengenai
Masa panen pun sebenarnya tergantung pertumbuhan tanaman semakin subur tanaman
maka semakin cepat dia bisa dipanen.
Kondisi nutrisi sangat berperan dalam penentuan masa panen tanaman tersebut.

mari gabung bersama kami di Aj0QQ*c0M
BalasHapusBONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
BONUS REFERAL 20% seumur hidup.