Pengalaman Ganglion
Pada akhir januari 2019 saya dapati suatu
benjolan kecil di pergelangan tangan kiri saya tepat sebelah kanan urat nadi.
"Wahh apa ini" tanyaku dalam hati dan ketika di tekan tekstur
benjolan nya kenyal seperti jeli dan tidak terasa sakit sedikit pun. Karena
penasaran dengan benjolan di pergelangan tangan saya ini maka mulailah saya search
di internet. Dan ternyata ini adalah ganglion. Setelah saya baca-baca, tenyata ganglion ini
merupakan suatu cairan sendi yang keluar dan membentuk sebuah kantung kecil,
ganglion itu sendiri bukanlah sesuatu yang berbahaya selama pada benjolan tidak
terasa sakit yang mengganggu. Ganglion juga dapat hilang dengan sendirinya
namun memerlukan waktu bertahun tahun. Dari artikel yang saya baca, ganglion
belum diketahui dengan pasti penyebabnya. Namun dari pengalaman ada kemungkinan
ganglion yang saya alami merupakan keturunan dari ayah saya karena dulu ayah
saya pernah terkena ganglion pada bagian kakinya.
Beberapa bulan sebelum adanya benjolan di
pergelangan tangan saya, saya sering merasakan pegal pada tangan dan jari-jari
saya. Tapi saya mengabaikannya karena saya menganggap itu pegal biasa yang
dialami tiap mau datang bulan. Setelah saya baca banyak artikel di internet, banyak yang menyebutkan bahwa ganglion tidak berbahaya saya sedikit
tenang. Namun ketika saya cerita mengenai ganglion ini kepada teman dan
keluarga, mereka merasa khawatir dan menyuruh saya untuk memeriksakan ganglion
ini kepada dokter. Soalnya teman saya juga pernah mengalami ganglion di
kakinya dan terus membesar setelah beberapa tahun dan akhirnya di operasi untuk
mengeluarkan kantung dan cairan ganglion tersebut. Dari cerita pengalaman teman
saya dia di operasi dengan bius lokal dan dilakukan di rumahnya oleh
dokter kenalan ayahnya.
Teman saya cerita bahwa itu hanya operasi kecil jadi saya tidak usah khawatir
jika nanti disuruh buat operasi. Lain halnya dengan pengalaman ayah saya yang
mengalami ganglion tepatnya dibagian bawah lutut. Awalnya ayah saya datang ke
klinik dan dokternya menyarankan agar cairan ganglionnya di sedot saja jadi
tidak perlu dilakukan operasi. Akhirnya ayah saya setuju untuk di sedot cairan
ganglionnya dan akhirnya benjolan ganglion pun hilang. Namun setelah beberapa
bulan ganglion tersebut kembali muncul di tempat yang sama dan ayah saya pun
kembali ke dokter yang sama untuk di sedot cairannya sampai beberapa kali berharap ganglion tersebut hilang
sepenuhnya. Karena kantung ganglion nya masih ada maka ganglion pun kembali
muncul dan ayah saya memutuskan untuk diperiksa
ke rumah sakit, dan dokternya menyarankan untuk operasi, operasi yang dijalani
ayah saya dilakukan dengan bius total karena letak ganglion yang cukup sulit
jika dilakukan operasi dengan bius lokal. Setelah dilakukan operasi
Alhamdulillah sampai sekarang ganglion nya tidak muncul lagi.
Kembali ke ganglion yang saya alami akhirnya
saya memutuskan untuk periksa ke klinik dengan menggunakan BPJS karena dari
beberapa artikel yang saya baca biaya operasi untuk ganglion cukup besar
berkisar antara 9-16 juta. Setelah diperiksa dokter menyarankan untuk di
operasi dan di rujuk ke rumah sakit pada surat rujukan tertulis hasil diagnosanya limfoma, saya mengusulkan RS. S karena letaknya
cukup dekat dengan rumah saya. Saya pergi ke rumah sakit hari senin dan
berangkat dari rumah sekitar jam 5 subuh karena
kata ayah saya antrian BPJS suka penuh jadi saya pergi pagi banget biar dapat antrian yang tidak
terlalu jauh. Dan benar saja sesampainya di RS. S antrian sudah panjang banget,
setelah ngobrol dengan beberapa pasien katanya ada yang sudah ngantri dari
subuh. Akhirnya saya ikut mengantri dan tepat jam 7 antrian mulai bergerak.
Saya mendapat nomor antrian 87 wkwk padahal saya ngantri dari jam 6 kurang.
Setelah dapat nomor antrian saya harus nunggu lagi karena loket pendaftaran
bukanya jam 8. Jam setengah 11 saya baru di panggil dan daftar untuk ke poli
bedah. Setelah daftar saya kembali ngantri di depan ruang poli bedah. Dan akhirnya diperiksa oleh dokter spesialis bedah, kemudian dokter menyarankan saya untuk diperiksa benjolannya dengan menggunakan USG pada hasil diagnosa sementara oleh dokter tertuliskan "STT joint wrist" entah penyakit apa itu, sesampainya di ruang radiologi untuk periksa dengan USG saya disuruh kembali keesokan harinya karena jadwal pemeriksaan hari itu sudah
penuh. Keesokan harinya saya kembali ke RS.S untuk periksa dengan USG. Dan
hasil USG nya baru bisa diambil 1 minggu setelah periksaan. Satu minggu
kemudian saya kembali lagi ke RS. S dengan prosedur yang sama yaitu harus
kembali ngantri. Setelah ngambil hasil USG dan bertemu dokter kemudian
dokternya menyuruh saya untuk cek darah dan rontgen “kenapa ga waktu seminggu
kemarin aja periksanya biar sekalian sama periksa USG?” dalam hati saya menggerutu. Well akhirnya
saya kembali ke ruang radiologi untuk di rontgen dan cek darah dan saya di
suruh untuk kembali lagi 1 bulan kemudian. 1 bulan pun sudah terlewatkan dan
ketika bertemu dokter akhirnya dokter memberikan surat pengantar untuk operasi
dan harus daftar ruangan ke tempat pendaftran UGD. Saya pun mendaftar untuk
operasi, dan bagian pendaftarannya bilang untuk menunggu sekitar 1 bulan, nanti
akan di hubungi pihak RS untuk operasi. 1 bulan sudah terlewat belum juga ada
panggilan, dan setelah 2 bulan lebih masih belum ada juga, akhirnya saya
memutuskan untuk mendatangi RS untuk menanyakan jadwal operasi. Karena waktu
itu hari minggu jadi bagian pendaftaran operasi libur saya di suruh kembali
lagi hari senin jam 11. Hari senin saya kembali ke RS dan setelah menunggu dan
bertemu dengan bagian pendaftarannya saya d suruh untuk menunggu di kabarin RS
karena masih ada 3 antrian pasien. 1 minggu lewat masih belum ada kabar, saya
hubungin pihak RS dan katanya masih nunggu 1 antrian pasien. 1 minggu lewat
lagi dan katanya masih belum ada ruangan yang kosong. Ketika saya lihat surat
pengantar dari dokter spesialis bedah untuk operasi ternyata tanggal berlakunya
tinggal 2 hari lagi karena menurut peraturan suratnya tidak boleh lebih dari 3
bulan. Saya kembali bertanya kepada admin mengenai surat tersebut dan admin
menyuruh untuk kembali ke faskes 1 untuk meminta rujukan kembali dan mulai lagi
dari awal. “Astagfirullah udah menunggu lama dan menghabiskan waktu untuk bolak
balik ke RS masa harus mulai dari awal lagi”. Akhirnya saya ceritakan kejadian
ini kepada sepupu saya yang kebetulan merupakan seorang perawat di RS. A dan
dia menyarankan untuk minta rujukan pindah RS ke RS A. Saya pun pergi ke klinik
untuk meminta kembali surat rujukan dan minta pindak ke RS. A namun karena
adanya sistem zonasi jadi saya tidak dapat rujukan ke RS. A. Karena menggunakan
BPJS ribet dan lama prosesnya untuk operasi saya pun memutuskan untuk tidak menggunakan
BPJS dan bayar sendiri untuk operasi ganglion. Selain itu, benjolan ganglion
saya juga menjadi sedikit lebih besar dari sebelumnya. Maka operasi harus segera
dilakuakan takutnya kalau ditunda-tunda malah menjadi tambah besar L (next blog tentang pengalaman operasi ganglion)


test
BalasHapusAJO_QQ poker
BalasHapuskami dari agen poker terpercaya dan terbaik di tahun ini
Deposit dan Withdraw hanya 15.000 anda sudah dapat bermain
di sini kami menyediakan 7 permainan dalam 1 aplikasi
- play aduQ
- bandar poker
- play bandarQ
- capsa sunsun
- play domino
- play poker
- sakong
di sini tempat nya Player Vs Player ( 100% No Robot) Anda Menang berapapun Kami
Bayar tanpa Maksimal Withdraw dan Tidak ada batas maksimal
withdraw dalam 1 hari.Bisa bermain di Android dan IOS,Sistem pembagian Kartu
menggunakan teknologi yang mutakhir dengan sistem Random
Permanent (acak) |
Whatshapp : +855969190856