Operasi Ganglion



Ganglion merupakan benjolan yang tidak begitu berbahaya selama pada benjolan tidak terasa sakit yang sangat mengganggu. Pada ganglion yang saya alami saya tidak merasakan sakit apapun pada benjolan di pergelangan tangan kiri saya meskipun benjolan tersebut ditekan. Namun terkadang saya merasakan tangan saya pegal dan cukup mengganggu aktifitas sehari-hari. Untuk itu saya memeriksakan benjolan di pergelangan tangan kiri ke dokter, dan dokter menyarankan untuk dilakukan operasi. Akhirnya setelah sekian drama yang saya lewati (Baca : blog saya tentang “pengalaman ganglion”) saya memutuskan untuk melakukan operasi pada ganglion yang saya alami ini. Setelah saya daftar ke bagian poli bedah di RS.A saya di suruh masuk ruangan dokter untuk di periksa (dan tidak perlu menunggu lama seperti pada saat daftar dengan BPJS wkwk). Dokter pun meminta hasil pemeriksaan USG, rontgen dan hasil cek darah.
Setelah memeriksa hasilnya dokter bilang beratanya apakah operasinya mau dilakukan dengan bius lokal atau dengan bius total. Karena saya membayangkan jika dengan bius lokal maka saya masih tetap sadar dan masih bisa melihat proses operasi, membayangkannya saja saya takut, jadi saya memutuskan untuk operasi ganglion ini dengan bius total. Setelah itu dokter pun menjadwalkan untuk melakukan operasi ganglion siang ini sekitar habis dzuhur. Sambil menunggu di panggil ke ruangan untuk operasi dalam hati saya tidak tenang dan merasa cemas. Akhirnya sekitar jam setengah 1 saya di panggil untuk operasi. Sebelumnya saya puasa terlebih dahulu dari sebelum tidur. Saya pun mengganti pakaian saya dengan baju khusus operasi dan tangan saya mulai di infus (ketika dimasukkan jarum di infus rasanya tidak begitu sakit karena saya sudah sering melakukan donor darah jadi sudah tidak asing lagi dengan jarum suntik).
Tibalah saatnya untuk operasi saya masuk ke ruang OK, rungannya sangat dingin dan di atas saya ada lampu yang besar. Rasa cemas semakin menjadi, perawat disana bilang untuk tenang saja karena proses operasinya membutuhkan waktu yang sebentar. Datanglah dokter anestesi dan menyuntikan suatu cairan ke tempat infus. Dokternya bilang nanti tangan saya akan terasa pegal dan menyarankan saya untuk banyak berdo’a. Dan benar saja tangan saya terasa sangat pegal, dan pas buka mata saya sudah di ruangan yang berbeda. Ternyata proses opersinya sudah selesai. Ketika saya mencoba untuk buka mata rasanya berat sekali dan saya merasakan dingin sekali sampai saya menggigil. Kemudian perawat datang menghampiri dan membangunkan saya terus bertanya apakah benjolan di tangan saya dulunya suka di tekan-tekan? Saya jawab tidak. Ternyata benjolan di tangan saya ini sudah menempel ke sendi sehingga cairan yang ada di dalam kantungnya tidak berwarna bening melainkan berwarna sedikit kemerahan. Alhamdulillah saya memutuskan untuk segera di operasi jika di biarkan entahlah apa yang akan terjadi pada benjolan itu.
Sekitar pukul setengah 3 saya pun di pindahkan ke ruang perawatan dan tangan yang dioperasi mulai terasa sakit. Beberapa saat kemudian perawat datang untuk memeriksa tensi darah dll dan bilang kalau saya tidak boleh makan dan minum dulu jadi harus puasa. Perawat yang lain datang untuk memeriksa apakah saya alergi antibiotik atau tidak, dan itu rasanya sakit bangeeeeetttttt sampai aku meneteskan air mata. Pemeriksaan alergi ini dilakukan menggunakan jarum suntik yang berisi antibiotik disuntikan pada lengan namun di bawah kulit. Kurang lebih 2 jam setelah cek alergi perawat itu pun kembali lagi untuk memberikan antibiotik dan obat nyeri. Obat tersebut diberikan melalui intravena yaitu disuntikkan pada jarum infus dan rasanya sakit juga dan sakitnya menjalar pada tangan. Tapi sakitnya bentar ko habis itu tidak sakit lagi dan tangan yang bekas operasi udah mulai dapat sedikit digerakkan. Karena tangan sebelah kanan yang di infus tidak terasa sakit maka saya bisa lulasa main hp dengan tangan kanan. Jam 8 malam mulai terasa lapar namun masih belum boleh makan dan sekitar jam 9 perut saya diperiksa oleh perawat untuk di periksa bising ususnya dan alhamdulillah sudah boleh makan. Meskipun menu makanan RS tidak begitu menggugah selera tapi karena lapar saya makan cukup banyak gara-gara puasa 24 jam wkwk. Setelah makan saya mencoba untuk tidur dengan posisi yang kurang nyaman, tapi alhamdulillah bisa tidur dengan cukup nyanyak. Paginya saya kembali diperiksa oleh perawat yang menjaga ruangan saya dan setelah itu kembali dierikan antibiotik dan obat nyeri melalui infusan.


Karena udah tau rasanya cukup sakit jadi sebelum disuntikan saya mempersiapkan diri dengan mengalihkan perhatian saya agar tidak terlalu sakit. Jam 8 saya sarapan dan menunggu untuk di periksa oleh dokter bedah. Setelah diperiksa dan hasilnya bagus perban tangan saya pun diganti dengan perban yang tahan air agar luka bekas operasi cepat kering sekalian luka saya dibersihkan oleh perawat. Duh rasanya sedikit ngilu pas luka saya dibersihkan. Sekitar jam 2an saya sudah boleh pulang dan sebelum pulang saya diberi obat antibiotik, obay nyeri dan peralatan untuk membersihkan dan mengganti perban bekas luka operasi. Next blog Cara membersihkan luka bekas operasi dan merawat luka agar cepat sembuh.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kandidiasis

BUDIDAYA KEJI BELING (Strobilanthes crispus Bl) DENGAN CARA HIDROPONIK

Makalah Demam Berdarah Dengue (DBD)